Apa Itu Operasi Bariatrik? Kenali Tujuan dan Dampaknya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Operasi bariatrik baru-baru ini cukup populer di kalangan masyarakat. Pasalnya, prosedur bedah ini disebut-sebut bisa membantu pasien obesitas untuk menurunkan berat badan hingga terhindar dari penyakit komplikasi.
Hal ini lantas membuat banyak orang jadi dibuat penasaran dengan prosedur operasi bariatrik beserta tujuan dan dampak yang ditimbulkannya. Nah, agar tidak keliru, berikut informasi selengkapnya.
Bariatrik sendiri berasal dari kata Baros yang berarti ‘berat’ atau ‘besar’. Jadi, bariatrik merupakan bagian ilmu bedah yang berkecimpung dalam penanganan pasien-pasien dengan berat badan berlebih.
Dalam hal ini, ‘berlebih’ memiliki arti yang cukup mendalam. Bedah bariatrik diindikasikan pada pasien yang memiliki indeks massa tubuh (berat badan dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat) di atas 37,5 kg/m2.
Artinya bila seseorang dengan tinggi 165 sentimeter, maka BMI 37,5 adalah 102 kg. Dengan berat sedemikan, sungguh sulit untuk menurunkan berat hingga ke berat idealnya, yaitu 62 kilogram. Pasien itulah yang memerlukan bantuan pembedahan, yakni bedah bariatrik.
Pada prinsipnya, bedah bariatrik dilakukan dengan pemotongan sebagian organ lambung untuk mengurangi kapasitas lambung. Dengan cara ini, kemampuan lambung dalam menampung jumlah makanan dan penyerapannya menjadi lebih minim dan terbatas.
Seiring dengan hal itu, jumlah hormon lapar/napsu makan (hormon Ghrelin) pun menurun. Hormon ini banyak diproduksi di bagian lambung yang dipotong dan tidak digunakan lagi.
Prosedur ini juga disebut-sebut mampu memperbaiki metabolisme tubuh pasien dan mencegah terjadinya berbagai macam penyakit.
Hal ini lantas membuat banyak orang jadi dibuat penasaran dengan prosedur operasi bariatrik beserta tujuan dan dampak yang ditimbulkannya. Nah, agar tidak keliru, berikut informasi selengkapnya.
Bariatrik sendiri berasal dari kata Baros yang berarti ‘berat’ atau ‘besar’. Jadi, bariatrik merupakan bagian ilmu bedah yang berkecimpung dalam penanganan pasien-pasien dengan berat badan berlebih.
Dalam hal ini, ‘berlebih’ memiliki arti yang cukup mendalam. Bedah bariatrik diindikasikan pada pasien yang memiliki indeks massa tubuh (berat badan dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat) di atas 37,5 kg/m2.
Artinya bila seseorang dengan tinggi 165 sentimeter, maka BMI 37,5 adalah 102 kg. Dengan berat sedemikan, sungguh sulit untuk menurunkan berat hingga ke berat idealnya, yaitu 62 kilogram. Pasien itulah yang memerlukan bantuan pembedahan, yakni bedah bariatrik.
Pada prinsipnya, bedah bariatrik dilakukan dengan pemotongan sebagian organ lambung untuk mengurangi kapasitas lambung. Dengan cara ini, kemampuan lambung dalam menampung jumlah makanan dan penyerapannya menjadi lebih minim dan terbatas.
Seiring dengan hal itu, jumlah hormon lapar/napsu makan (hormon Ghrelin) pun menurun. Hormon ini banyak diproduksi di bagian lambung yang dipotong dan tidak digunakan lagi.
Tujuan Operasi Bariatrik
Bedah bariatrik tak hanya sekadar mampu menurunkan berat badan pasien yang mengalami obesitas berat dengan instan.Prosedur ini juga disebut-sebut mampu memperbaiki metabolisme tubuh pasien dan mencegah terjadinya berbagai macam penyakit.